Ketika
waktu berjalan semakin cepat dan jaman mengarah pada titik akhirnya. Siapkah
kita menjadi agen kebaikan? Sebagai contoh sahabat nabi yang satu ini, beliau
adalah khalifah kedua kaum muslimin, Umar bin khattab. Orang besar dibalik
kesederhanaan, sederhana dalam kekuatan, kuat dalam keadilan dan kasih sayang.
Mungkin kita akan bertanya bagaimana orang dengan kapasitas semulia ini bisa
dilahirkan. Tiada sekolah yang bisa meluluskan golongan seperti ini selain
sekolah iman. Sekolah iman bukan juga diartikan hanya terdapat pada lingkungan
sekolah, namun yang dimaksud sekolah iman disini adalah penanaman nilai-nilai
keimanan dalam diri seseorang, sehingga bisa dia dapatkan dimana saja, seperti
di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, ataupun di lingkungan masyarakat.
Tentu saja lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama tempat seseorang
berkembang agaknya mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam memupuk keimanan
seseorang, kita sebagai umat islam pastinya tidak asing dengan kalimat “al umm
madrasatul ula” ibu adalah masdrasah
pertama seorang anak sebelum dia tumbuh menjadi pemuda.
Tahun 2016 silam Tuhan memberikan rizqi kepada saya
untuk bisa menyelesaikan tugas akhir saya tentang sikap dan perilaku politik
sebuah komunitas Difabel. Tidak hanya itu Tuhan pun memberikan rizqi kepada
saya untuk menyaksikan secara langsung para “agen kebaikan” yang tergabung
dalam sebuah komunitas di Mijen, Semarang. Komunitas ini menamakan dirinya
sebagai “komunitas Sahabat Mata”. Ketika itu muncul pertanyaan untuk diri saya
pribadi dan membuat saya malu, “kamu sendiri apakah sudah menjadi agen
kebaikan?” jawabannya adalah “ saya masih sangat jauh dari sudah”. Dari
pengalaman yang saya dapatkan selama berinteraksi dengan teman-teman sahabat mata
ini maka tidak ragu saya katakan bahwa “tidak ada yang bisa melejitkan
seseorang selain keimanan”. Keimanan seseorang itu pastilah naik turun, ada
beberapa tips agar keimanan kita bisa meningkat, lihat
disini
Nilai-nilai
keimanan ini menjadi salah satu nilai yang coba ditanamkan oleh komunitas
sahabat mata terhadap setiap anggotanya, rasa syukur yang senantiasa dipupuk
dan semangat untuk bangkit dan berkarya hadir sebagai bukti nyata rasa syukur
itu telah ada. Semagat untuk meningkatkan amal ibadah dan dan mengenal lebih
dalam ajaran-ajaran agama menjadi faktor penting untuk memperoleh ketentraman
hati dan siap menggoreskan prestasi.
Didirikan pada 1
Mei 2008 oleh bapak Basuki, siapakah Beliau? Klik
disini. Komunitas ini membantu anggotanya untuk mengambangkan bakat
yang dimiliki. Ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh komunitas sahabat mata
diantaranya pelatihan penyiaran radio, pelatihan membaca Al quran Braile, les
komputer khusus tunanetra, dan banyak juga kegiatan-kegiatan pada event-event
tertentu seperti pesantren Ramadhan, lomba olahraga dan kegiatan lainnya. Saya pun sempat belajar membaca Al Quran
braile, melihat langsung studio mereka, dan pernah mencoba menggunakan komputer
khusus tunantera, walau saat itu cuma memindahkan data di flasdish.
Waktu
itu saya tengah memegang mushaf Al Quran
Braile, Al Quran yang saya pegang adalah per satu juz, sayapun menanyakan kepada pak Basuki berapa kira-kira biayanya bila kita ingin
memiliki Al Quran Braile lengkap 30 juz, cukup mengejutkan saya ternyata cukup
besar yaitu kurang lebih hampir 1,6 juta, maka bagi teman-teman yang ingin ikut
berpartisipasi dalam pengadaan Al Quran Braile bisa juga nih, Al Quran Braile
ini nantinya akan disumbangkan bagi para penderita tuna netra melalui kegiatan
seminar dan Diklat Al Quran Braile. Bagi teman-teman yang ingin mendengarkan siaran
radio mereka bisa langsung ke channel SAMA FM 107.7 MHz, teman-teman
juga bisa berkunjung ke Rumah Sahabat yang beralamat di Jatisari
Asabri D6 no. 35 Perum Bukit Jatisari BSBA Mijen Semarang, Phone: (024) 7092
0101, 7056 4090, bisa juga dikunjungi dI alamat Web: http://www.jalancahaya.org. Sudah
dulu jejak kali ini, semoga kita semua bisa menjadi
agen kebaikan yang juga melahirkan agen kebaikan.